Kamis, 14 April 2016

Penis Papaku Besar Sekali







 Selepas SMA, Metty, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat cantik, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Metty memasuki akademi tersebut. Pacar Metty sejak SMA, Fajar, tetap setia dan semakin serius dalam menjalin hubungan dengan Metty.
“Mau kemana lagi, Met?” tanya Fajar sambil melirik ke Metty.

“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Metty sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.
Fajar sekilas melirik pada paha Metty yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Metty naik tersingkap dengan posisi duduk Metty tersebut.
“Met, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Fajar.
“Yee, kamu horny ya?” kata Metty melirik Fajar sambil tersenyum.
“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu…” kata Fajar sambil tersenyum pula.
“Ya sudah, mau dimana?” tanya Metty sambil tangannya mengelus paha Fajar yang sedang mengemudi.

Fajar tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..
“Buka dong semua pakaian mu,” kata Fajar sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya.
“Ih dasar otak mesum!” kata Metty tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya.
“Aku cinta kamu met..” kata Fajar sambil memeluk tubuh telanjang Mettyi dari belakang.

Satu tangan meremas buah dada Metty, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.
“Mmhhhh…” desah Metty sambil terpejam. Tangan Metty menggenggam kontol Fajar yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.
“Mmhhhh.. Enak sayang…” bisik Fajar ketika Metty mengocok kontolnya.

Metty tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Fajar lalu mengecup bibirnya. Fajar membalas kecupan bibir Metty dengan hangat.
“Hisap, dong…” bisik Fajar di telingan Metty.
Metty tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Fajar yang sudah berdiri tegak. Lidah Metty mulai menjilati kepala kontol Fajar sementara tangannya tetap mengocok batangnya.
“Ohh.. Enak sayang…” bisik Fajar sambil memompa kontolnya pelan ketika Metty mulai mengulum batang kontolnya.
Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Metty pada kontolnya membuat Fajar mengejang menahan nikmat.
Gantian dong…” kata Metty sambil bangkit setelah beberapa waktu.
Metty bersandar ke dinding sambil berdiri. Fajar jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Metty. Metty memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah Fajar mulai menelusuri belahan memeknya.
“Oww.. Enak banget, sayang,” kata Metty sambil memegang kepala Fajar dan mendesakan ke memeknya.
Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Fajar bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian.
“Ohh.. Sshhhh…” desis Metty merasakan kenikmatan yang tak terhingga.
Metty terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Fajar lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..
“Oohh.. Oohh.. Oohh…” Metty menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.
“Mmhhhh.. Enak sekali sayang,” kata Metty sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Fajar yang masih basah oleh cairan memeknya.
Fajar sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Metty sesaat, segera ditariknya tubuh Metty ke atas ranjang. Metty telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Fajar segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Metty. Tangan Metty segera menggenggam dan membimbing kontol Fajar ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Fajar sudah masuk ke memek Metty. Kontol Fajar keluar masuk memek Metty disertai bunyi khas..
“Mmhh…” Metty mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Fajar.
“Enak sekali, sayangghh…” desah Fajar.

Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Fajar hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Fajar semakin cepat keluar masuk memek Metty. Ketika puncaknya, Fajar segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Metty yang sudah terbiasa, langsung mengerti. Kontol Fajar yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Fajar terpejam sambil memegang kepala Metty dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Metty. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Fajar tumpah di dalam mulut Metty yang terus menghisap kontolnya.
“Wohh.. Enak sekali, sayang,” ujar Fajar dengan nafas berat.
Metty tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Fajar dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman..
“Cepat pulang ah…” kata Metty setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri.
“Ya sayang…” kata Fajar sambil menggandeng Metty keluar kamar.

Sesampai di rumah, Fajar segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Metty.
“Lama amat sih, Met?” tanya mamanya.
“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Metty ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian.

Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Metty segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur.
“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Metty.
“Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,” kata Metty sambil matanya terus melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Metty menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Metty sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Metty bersikap cuek saja awalnya. Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Metty ingin mengintip mereka. Segera Metty bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Metty dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh.
Darah Metty berdesir karenanya. Ketika mata Metty melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah. Tampak jelas di mata Metty betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Fajar. Metty segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya. Di atas ranjang, Metty tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Metty jadi gelisah.
Sejak saat itu Metty secara sadar arau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Metty selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Metty waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.
Suatu malam..
“Pijitin pundak Papa, Met.. Pegal amat,” kata Papa Metty waktu mereka nonton TV.
“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Metty gampang mijitnya,” kata Metty.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Metty segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.
“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya.
“Metty sayang Papa,” bisik Metty sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya.
“Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Metty.
“Mm.. Metty tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Metty lagi manja.
“Metty hanya mau bilang kalau Metty sayang Papa,” kata Metty sambil mencium pipi Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Metty yang sedang memeluk dirinya dari belakang.
“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Metty lama.
Metty tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Metty mulai berdesir.
“Ada apa sih, Met?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.
Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Metty mengecup bibirnya.
“Metty sangat sayang Papa,” bisik Metty lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.
Papa Metty pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Metty bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Metty dengan hangat pula.
“Mm…” suara Metty terdengar pelan.
Papa Metty bangkit lalu duduk berhadapan dengan Metty. Kembali dilumat bibir Metty dengan agak panas. Mettypun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Metty bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..
“Metty sayang Papa,” kembali Metty berbisik.
“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.
“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Metty sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Metty. Metty langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Metty mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan.
“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih berciuman.
Metty kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Metty mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Metty.
“Ohh…” desah Papanya.
Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Metty. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Metty. Metty dengan tenang menelannya habis. Metty lalu berdiri sambil tersenyum.
“Metty pengen, Pa..” pinta Metty berbisik.
“Tidak bisa sekarang sayang,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.
“Kapan, Pa?” kata Metty sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya.
“Kamu pulang kuliah jam berapa?” tanya Papanya.
“Jam 11, Pa…”
“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.
“Iya, Pa…” kata Metty sambil tersenyum pula.
“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Metty mengangguk.
“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Metty mesra.

Besok harinya sesuai dengan rencana, Metty dijemput di kampus.
“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.
“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Metty manja.
“Langsung saja…” kata Metty tersenyum.

Papa Mettypun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Metty menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.
“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya.
Metty juga sama. Tubuh Metty telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Metty. Metty terpejam menikmati belaian Papanya itu. Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar. Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Metty. Diusap dan di gosoknya memek Metty dengan mesra. Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Metty terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.
“Cepat masukkan, Pa…” pinta Metty.
baca juga cerita sex di juraganqq88.blogspot.com
Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Metty. Metty menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Metty. Metty terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.
“Ada apa sayang?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.
“Metty sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,” kata Metty sambil memeluk erat Papanya.
“Metty sangat sayang Papa,” bisik Metty.
“Papa juga sangat sayang kamu,” kata Papanya.

Metty tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Metty saat itu. Siang itu Metty dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan. Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Metty lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya. Tapi Metty dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Metty. Metty menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Metty.
“Kamu hebat sayang…” bisik Papanya.
“Lebih hebat dari Mama kamu,” kata Papanya lagi.
“Metty sayang Papa…” bisik Metty sambil tersenyum.

Mereka berpelukan..
Sesuai dengan penuturan Metty, sejak saat itu hampir tiap hari Metty dan Papanya bersetubuh pada jam istirahat siang. Sesekali mereka bersetubuh di hotel bila ada waktu. Juga dengan Fajarpun, Metty tetap melayaninya setiap ada kesempatan.
Sekarang Metty sudah menikah dengan Fajar, dikaruniai anak 2. Masih tinggal di Bandung. Ketika masih mempunyai anak 1, Metty masih berhubungan badan dengan Papanya. Tapi setelah punya anak 2 sekarang ini, aktifitas itu berhenti karena usia Papanya yang sudah uzur. Metty sangat menyayangi Papanya.

0 komentar

Posting Komentar